Saat menjalani ibadah puasa, ada orang yang mengalami turun berat badan, tetapi ada juga yang naik berat badan. Hal ini disebabkan oleh pola hidup selama bulan puasa yang berbeda dari sebelumnya. Banyaknya pilihan makanan dan rasa lapar membuat orang kalap mengonsumsi makanan melebihi kebutuhan hariannya. Hasilnya, berat badan pun merangkak naik.
Bulan puasa dianggap bulan spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Selama menjalani ibadah ini, umat Muslim mengubah banyak kebiasaan, mulai dari jam tidur, kuantitas dan kualitas ibadah, sampai pola makan.
Yang tadinya tidak pernah menyantap hidangan starter, saat berbuka puasa, itu menjadi hal yang wajib. Tidak lengkap rasanya jika tidak berbuka puasa dengan takjil-takjil lezat. Belum lagi beragam pilihan menu yang memang dibuat spesial atau antrean undangan buka puasa bersama di restoran-restoran.
Lalu, saat Idul Fitri, hidangan istimewa tak kalah nikmatnya. Mulai dari kue-kue sampai hidangan bersantan yang sulit untuk ditolak. Hasilnya, di akhir bulan puasa, angka timbangan pun melesat ke kanan.
Lalu, bagaimana caranya menjaga berat badan saat bulan puasa? Justru, jika memungkinkan, bisa turun berat badan?
Kuncinya adalah mengerti hukum energi. Satuan energi kita adalah kalori. Jika kalori yang masuk lebih banyak dari yang keluar, yang terjadi adalah penumpukan lemak yang berujung pada kenaikan berat badan. Jika kalori yang masuk lebih sedikit dari yang keluar, yang terjadi adalah pembakaran lemak yang berujung pada penurunan berat badan.
Jadi, jika ingin mempertahankan berat badan, kita harus memastikan kalori yang masuk sama dengan yang keluar.
Berikut beberapa trik yang bisa dilakukan untuk memberikan asupan kalori yang pas untuk tubuh.
Hitung kebutuhan kalori harian
Pada umumnya, orang dewasa membutuhkan sebesar 2.000-2.500 kalori per hari. Namun, jumlah ini bervariasi tergantung jenis kelamin dan tingkatan aktivitas kita. Jika kita termasuk orang yang aktif bergerak dan olahraga, kebutuhannya bisa di atas itu. Sebaliknya, jika kita jarang bergerak, lebih sering duduk di belakang meja, bisa jadi kebutuhan kalori di bawah itu.
Untuk mengetahui kebutuhan kalori harian, kita bisa mengeceknya menggunakan berbagai tools yang bisa diakses dengan mudah di internet.
Jika sudah tahu, usahakan untuk memenuhinya dan tidak melebihi yang dibutuhkan.
Cerdik memilih makanan
Untuk membatasi kalori yang masuk ke tubuh, kita perlu memilah makanan yang masuk. Makanan yang digoreng tentu memiliki kalori yang lebih tinggi daripada yang dikukus dan ditumis. Makanan tinggi lemak tentu mengandung kalori yang tinggi–di samping berbahaya untuk tubuh.
Pilih real food ketimbang junk food. Contoh real food bisa kita temukan di masakan lokal, seperti sayur asem, sayur sop, ayam bakar, pepes tahu, dan lain sebagainya.
Saat ingin mengonsumsi makanan kemasan, selalu cek tabel informasi nilai gizi yang tertera di bagian belakang kemasan. Dari situ, kita bisa mulai jeli menghitung kalori tiap makanan yang masuk ke dalam tubuh.
Kurangi konsumsi gula
Kementerian Kesehatan merekomendasikan asupa gula setiap hari maksimal 50 gram atau setara empat sendok makan. DIsarankan, saat sahur, hanya menambahkan satu sendok makan dan saat berbuka sebanyak tiga sendok makan.
Nah, takjil itu identik dengan gula, khususnya makanan dan minuman pembuka puasa, seperti kolak, es buah, dan sejenisnya. Alih-alih terus-menerus mengonsumi minuman tinggi gula–khususnya yang dikemas, pilih varian yang lebih sehat, misalnya jus buah segar/fresh juice atau jus buah rendah gula.
Batasi juga konsumsi kue-kue manis karena biasanya mengandung gula dan kalori yang sangat tinggi. Ganti dengan mengudap buah-buahan yang mengandung gula alami.
Aktif bergerak
Walau sedang berpuasa, kita tetap disarankan untuk aktif bergerak. Jadi, target 10.000 langkah per hari usahakan tetap tercapai. Kita bisa “mencicil”nya dengan berjalan santai di atas walking pad. Jika memungkinkan, sempatkan untuk beranjak dari kursi kerja dan berjalan mengelilingi area kantor untuk mengejar target harian.
Kita juga perlu menyempatkan diri berolahraga. Mendekati jam berbuka, kita bisa “cari keringat” dengan menyediakan 15-30 menit berolahraga angkat beban atau kardio.
Menjaga berat badan di bulan puasa tidak mustahil, asal ada niat dan tahu triknya!
Bagikan